Selalu ada cara seru untuk menghabiskan akhir pekan selama di Yogyakarta. Olahraga, menikmati seni, ataupun menjelajah kuliner adalah beberapa opsi yang paling sering dilakukan oleh masyarakat maupun wisatawan yang datang. Tapi, tahukah kamu jika semua hal tadi bisa dilakukan secara bersamaan di Pasar Wiguna Jogja?
Pasar Wiguna merupakan tempat yang mengusung konsep eco-culture dimana pengunjung bisa menemukan berbagai jenama lokal Yogyakarta dalam kategori kuliner, hiburan, kerajinan, mode, dan masih banyak lagi. Hadirnya Wiguna kini menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk wisata di Yogyakarta karena lokasinya yang sangat strategis yakni di Alun-alun Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang berada di sebelah timur Plaza Ambarrukmo.
Daftar Isi
Pasar Wiguna jadi Aktivitas Seru Minggu Pagi yang Ada di Alun-Alun Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo
Sejak dimulai pada April 2021 lalu, Pasar Wiguna telah menghidupkan kembali budaya hidup sehat serta ramah lingkungan di kalangan masyarakat Yogyakarta. Setiap Kerabat Karya atau tenant yang berpartisipasi di Wiguna harus memiliki visi misi yang selaras yakni less-waste, local, wellness.
Sejak didirikan tiga tahun silam, acara ini telah berlangsung tak hanya di Yogyakarta saja, Temu Sapa Wiguna juga hadir di beberapa kota lainnya seperti Semarang, Bandung, Bali, Malang, dan masih banyak lagi. Lalu, kapan acara Pasar Wiguna buka? Acara ini rutin digelar selama 2x Kaping; edisi dalam sebulan. Agenda jadwal Wiguna terkini dilihat melalui bio Instagram @pasarwiguna.
Tak hanya berkolaborasi dengan berbagai Kerabat Karya dalam bentuk tenant, Wiguna juga memiliki rangkaian acara dan program yang seru untuk diikuti. Pengunjung yang datang bisa terlibat langsung melalui ragam aktivitas menarik yang diadakan mulai dari workshop kerajinan, talkshow, pertunjukkan seni, temu komunitas, dan masih banyak lagi.
Awal Mula Terciptanya Pasar Wiguna, Perubahan Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan
Saat ini, Pasar Wiguna masuk sebagai salah satu gaya hidup masyarakat Jogja karena mampu menyelaraskan semua aspek mulai dari hidup sehat, budaya, dan juga kesenian yang ada. Wiguna terlahir dari sebuah gagasan untuk menghadirkan ruang interaksi antar masyarakat yang memiliki semangat perubahan menuju gaya hidup ramah lingkungan.
Nama “Wiguna” sendiri diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki arti “Berguna; Bermanfaat”. Terdapat sebuah doa dan harapan yang terselip dari nama tersebut agar nantinya kehadiran Wiguna bisa menjadi manfaat untuk semua orang yang terlibat. Konsep awal Pasar Wiguna terinspirasi dari budaya pasar tradisional di tanah Jawa, yang masih terus hidup hingga saat ini.
Untuk membuat Wiguna lebih hidup, ada berbagai aspek yang terus dikembangkan setiap tahunnya. Di tahun ketiga kali ini, fokus utama yang diambil adalah Waras Laras, Tata Kultura, dan Daur Baur. Ada sebuah komitmen besar yang diemban untuk selalu menyelaraskan proses hulu ke hilir, sehingga bisa menciptakan sebuah ekosistem baru yang berkelanjutan di Yogyakarta dan kota-kota lainnya.
Di Balik Layar Pasar Wiguna
Jauh sebelum hadirnya Wiguna, ada berbagai gerakann pasar organik lainnya yang sudah ada. Hal tersebut akhirnya menjadi sebuah inspirasi dalam proses kreatif Wiguna. Ada sebuah tujuan besar yang ingin dicapai oleh Wiguna yakni melaksanakan tujuan dari pariwisata Pentahelix yang melibatkan seluruh pihak untuk saling dukung, membangun, dan bekerja sama untuk membuat ekosistem pariwisata yang kondusif.
Di balik layar Pasar Wiguna yang kita saksikan saat ini, Ambarrukmo turut menggandeng sosok Gram dan Risa, yang memiliki andil besar dalam proses tempat, konsep, dan kreatif ini terbentuk. Menurut keduanya, Wiguna adalah sebuah bentuk kepedulian akan gaya hidup yang ramah lingkungan, dimana pada beberapa tahun belakangan kembali gencar digaungkan.
“Mulanya, saya kerap hadir dalam ruang-ruang isu keberlanjutan dan gaya hidup ramah lingkungan. Hal ini membuat saya juga terpapar dengan bagaimana budaya saya, Jawa, membentuk pola hidup #KembaliKeAkar begitupun tentang runutannya, untuk selaras alam,” ucap Risa.
Sejalan dengan hal tersebut, sosok yang akrab dipanggil Mas Gram juga mengungkapkan bagaimana tercetusnya ide Wiguna ini. “Awal terciptanya ‘Pasar Wiguna’ berangkat dari gagasan sederhana untuk dapat menghadirkan ruang interaksi; pasar, pada Taman yang berlokasi di depan Pesanggarahan Ambarrukmo dengan mengangkat sisi historisnya yang lekat dengan Kasultanan Yogyakarta,” kata Gram.
Misi Pasar Wiguna untuk Merawat Alam dan Budaya Nusantara
Salah satu cara yang dilakukan oleh Gram dan Risa untuk membuat Wiguna tetap dalam ruh-nya adalah menghadirkan berbagai program baru untuk membentuk sebuah ekosistem yang solid. Gerakan seperti Pekan Piknik Wiguna, Seraya Jeda, dan lainnya, menjadi bukti bahwa masyarakat lokal masih membutuhkan sebuah ruang publik dimana mereka bisa saling bercengkrama, piknik, atau sekadar menikmati akhir pekan dengan santai bersama orang tersayang.
“Pengembangan program seperti #MainKain, #PutarPakai, #KelanaAnak, #SinauSeni, #TamanBaca, juga terus diasah sebagai tanda bahwa Wiguna terus beradaptasi, berjalan bersama, menemani pola hidup & arus tren yang berubah setiap saatnya,” pungkas Risa.
Dampak dari kehadiran Wiguna tak hanya terasa di wilayah Yogyakarta saja, namun juga terasa hingga beberapa kota di sekitarnya seperti Solo, Semarang, hingga Bandung. Gram juga menjelaskan bahwa branding Wiguna yang ada saat ini semakin meluas dan mulai bermunculan permintaan mengenai gerakan yang sejenis di kota-kota lainnya.
“Dampak dari hadirnya Pasar Wiguna adalah kian bertumbuhnya ekosistem dari Kawan Pasar & Kerabat Karya, baik yang berasal dari Yogyakarta, maupun kota-kota lainnya. Selain itu, terdapat permintaan dari beberapa wilayah di Nusantara lainnya akan hadirnya spirit spatial & continuity dari Wiguna di sana.”
Ikuti Instagram @pasarwiguna untuk mendapatkan info terbaru tentang Wiguna. Nantikan juga beragam update mengenai wisata, budaya, akomodasi, dan event yang ada di Jogja dengan mengikuti Instagram @ambarrukmo, YouTube Ambarrukmo serta website resmi Ambarrukmo.