Grebeg maulud

Tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta, Melebur dalam Keberagaman Budaya Penuh Makna

Ketika memasuki bulan Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, semua umat Islam akan merayakan bulan ini sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaannya pun berbeda-beda di tiap wilayah, tak terkecuali di Yogyakarta dan Surakarta. Tradisi Grebeg Maulud menjadi agenda wajib yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal.

Sudah menjadi sebuah tradisi turun temurun bagi masyarakat Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati datangnya bulan Rabiul Awal. Pada momentum ini, ada banyak rangkaian acara yang menjadi bentuk syukur atas segala berkah yang telah diberikan tuhan, sekaligus memanjatkan doa untuk kebaikan ke depannya. Lantas, seperti apa perbedaan perayaan tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta? Ini dia penjelasannya!

Sejarah Grebeg Maulud

Asal muasal tradisi Grebeg Maulud merupakan bentuk dari penyebaran Islam di area Jawa, terutama Yogyakarta dan Jawa Tengah. Nama ‘Grebeg’ sendiri berasal dari istilah ‘Gumrebeg’ yang memiliki arti perayaan. Tradisi tersebut bermula ketika Sunan Kalijaga mulai menyebarkan agama Islam di tanah Jawa sekitar abad ke-15.

Dulunya, tradisi Grebeg hanya dilaksanakan di Kerajaan Demak saja dan berlokasi di area halaman Masjid Agung Demak. Keberhasilan Sunan Kalijaga dalam melakukan syiar Islam dengan metode ini membuat Sultan Hamengkubuwono I mengadaptasi tradisi tersebut di Kerajaan Mataram yang juga menyebar ke area Surakarta.

Setidaknya ada 3 jenis tradisi Grebeg yang dilangsungkan oleh masyarakat Yogyakarta dan Surakarta saat ini yaitu:

  • Grebeg Syawal: Dilakukan pada tanggal 1 Syawal untuk memperingati hari Idul Fitri. 
  • Grebeg Besar: Dilaksanakan setiap tanggal 10 Zulhijah untuk merayakan hari raya Idul Adha.
  • Grebeg Maulud/Grebeg Sekaten: Diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga :  Pesanggrahan Ambarrukmo: Napak Tilas Perjalanan Hamengku Buwono VII

Rangkaian Acara Grebeg Maulud di Yogyakarta

Keraton Yogyakarta selalu menggelar tradisi Grebeg Maulud setiap tahunnya. Rangkaian acara akan dimulai dengan:

Miyos Gangsa

Miyos Gangsa merupakan agenda pembuka yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta pada rangkaian Grebeg Maulud. Pada sesi ini, para Abdi Dalem akan membawa Gamelan Sekati yang terdiri dari Kyai Kanjeng Guntur Madu, dan Kyai Kanjeng Nagawilaga, dari Kagungan Dalem Bangsal Pancaniti menuju Pagongan, Kagungan Dalem Masjid Gedhe.

Setelah sampai di Pagongan, Gamelan Sekati kemudain akan ditabuh oleh Abdi Dalem Wiyaga selama 3 kali dalam sehari dalam satu minggu sebagai tanda sudah memasuki waktu Grebeg Sekaten.

Beberapa saat sebelum melaksanakan Miyos Gangsa, Utusan Dalem yakni Lima Putra Ngarsa Dalem akan menyebar Udhik-udhik berupa beras, uang logam, biji-bijian, bunga di halaman Bangsal Pancaniti dan Kamandungan Lor. Filosofi dari tradisi ini adalah simbol akan kedermawanan raja untuk membagikan kemakmuran ke rakyatnya. 

Numplak Wajik

Agenda selanjutnya dalam rangkaian Grebeg Maulud adalah Numplak Wajik. Prosesi ini diawali dengan pembuatan calon gunungan Estri (salah satu tipe gunungan). Nantinya gunungan ini akan dibagikan bersamaan dengan gunungan lainnya yang ada dalam acara grebeg. 

‘Numplak’ dalam bahasa Jawa memiliki arti menuang, maka ‘Numplak Wajik’ dapat diartikan senagai menuangkan seluruh adonan wajik dengan membalik wadahnya. Wajik yang sudah tertuang akan menjadi pondasi bagi Mustaka (sisi atas pada gunungan). Prosesi Numplak Wajik juga diiringi dengan gejog lesung yang dimainkan oleh Abdi Dalem Keparak.

Kondur Gangsa

Kondur Gangsa merupakan prosesi untuk mengembalikan kembali Gamelan Sekati yang sudah digunakan di Pagongan Masjid Gedhe ke Keraton. Pada prosesi ini gamelan akan dibawa melalui rute Alun-alun Utara, Sitihinggil Lor, dan Kamandhungan Lor.

Baca Juga :  Ambarrukmo Agridaya 2023: Kolaborasi Ambarrukmo dengan 3 Kalurahan untuk Tingkatkan Pariwisata

Ketika Kondur Gangsa, Ngarsa Dalem/Sultan Hamengkubuwono akan hadir untuk mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dibawakan oleh Abdi Dalem Pengulon. 

Bethak

Bethak adalah prosesi memasak nasi yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta, dimana nantinya akan diletakkan di gunnungan. Prosesi ini hanya diselenggarakan setiap 8 tahun sekali (siklus windu) pada penanggalan Jawa. Upacara Bethak biasanya akan dilaksanakan di Kompleks Keputren, di Bangsal Sekar Kedhaton.

Ketika nasi yang ditanak sudah matang, maka akan langsung diletakkan di piring-piring besar yang disebut ebagai Blawong. Nasi tersebut nantinya akan dikepal seukuran bola ping pong, masyarakat Jawa menyebutnya sebagai Golong, oleh para Wayah Dalem dan Sentana Dalem yang hadir. 

Pesowanan Garebeg

Pesownanan Garebeg dapat diartikan sebagai sebuah pertemuan untuk menghadap Sultan. Prosesi Pesowanan Garebeg biasa dilakukan setelah Upacara Bethak sudah dilakukan. Para Abdi Dalem akan menunggu kehadiran Sultan di Bangsal Kencana yang nantinya akan dilanjutkan dengan prosesi menempatkan nasi (Bethak) ke dalam gunungan.

Arak-arakan Gunungan

Ada beberapa jenis gunungan yang akan diarak pada prosesi grebeg yaitu Gunungan Estri, tiga Gunungan Kakung, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Di prosesi ini masyarakat Yogyakarta akan memperebutkan berbagai isi gunungan yang diberikan karena dipercaya bahwa setiap sajian yang ada merupakan perlambangan berkah dari Tuhan. 

Tradisi Grebeg Maulud di Surakarta

Berbeda dengan tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta, Keraton Surakarta memiliki rangkaian acara yang berbeda. Prosesi diawali dengan tradisi Jamasan (pembersihan pusaka) hingga kirab. Di bawah ini adalah rangkaian acara yang dilakukan Keraton Surakarta untuk memperingati Maulud:

Jamasan Gangsa & Jamasan Pusaka

Jamasan Gangsa adalah proses pembersihan perangkat gamelan yang terdiri dari Kangjeng Kyai Guntur Madu, Kangjeng Kyai Guntur Sari, dan Kangjeng Kyai Surak. Prosesi ini biasanya dilakukan di Bangsal Bale Bang Sitihingil Keraton Surakarta. 

Baca Juga :  Yogyakarta Creator Conference 2025, Ambarrukmo Gaet Kreator Lokal untuk Optimalkan Ekosistem Kreatif & Pariwisata

Sementara untuk Jamasan Pusaka, Keraton Surakarta juga melakukan pembersihan pada benda-benda peninggalan leluhur seperti keris, tombak, dan sebagainya. Ada dua jenis pusaka yang akan dibersihkan pada prosesi ini yaitu Kangjeng Kyai Brawijaya dan Kangjeng Nyai Setomi. 

Miyos Gangsa

Setelahnya, Abdi Dalem dan juga Keraton Surakarta akan melakukan prosesi Miyos Gangsa dengan membawa seperangkat gamelan Kangjeng Kyai Sekati untuk menuju ke Masjid Agung Solo. Gamelan tersebut nantinya akan ditabuh untuk menandai dimulainya perayaan Sekaten di Surakarta.

Kondur Gangsa

Kondur Gangsa di Keraton Surakarta adalah mengembalikan rangkaian gamelan dari Kangjeng Kyai Sekati kembali ke Keraton. 

Hajad Dalem Pareden Garebeg Mulud

Puncak acara Grebeg Maulud ditandai dengan prosesi kirab dua gunungan yaitu Gunungan Jaler (laki-laki) dan Gunungan Estri (perempuan) yang dimulai dari Kori Kamandungan menuju Kagungan Dalem Masjid Ageng Surakarta. Selepas pembacaan doa, dua gunungan tersebut diarak keluar masjid menjadi rebutan masyarakat baik di halaman masjid Agung Surakarta maupun di halaman kori Kamandungan.

Nantikan beragam update mengenai wisata, budaya, akomodasi, hingga event yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya dengan mengikuti Instagram @ambarrukmo, YouTube Ambarrukmo, serta website resmi Ambarrukmo.

Share the Post:
OTHER STORIES
Royal Surakarta Wellness Festival

Berencana berlibur ke Surakarta pada November 2025? Saatnya untuk menikmati sebuah pengalaman berlibur yang baru dalam Royal

Jogja cultural wellness festival

Menyambut bulan November, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Yogyakarta menggelar “Jogja Cultural Wellness Festival 2025”, rangkaian acara

Wonderful Indonesia Wellness 2025

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Wonderful Indonesia Wellness 2025 pada 17 September 2025 lalu, dengan

Tenant di Plaza Ambarrukmo

Membuka lembaran baru di Land of Leisures 2025, Ambarrukmo Group memberikan berbagai aktivasi spesial yang dihadirkan lewat